Minggu, 11 Desember 2011

Teknologi Untuk Tunanetra

untuk membantu anak tunanetra dalam mengenali dunia diperlukan teknologi khusus, seperti dibawah ini :


Cara Kerja: Ir. Gunawan Siswoyo ketika menjelaskan kinerja dan fungsi dari penemuan alat bantu penyandang tuna netra.

“Modifikasi kacamata untuk tuna netra ini terdiri dari sensor halangan. Sensor halangan terdiri dari pemancar (transreceiver) dan penerima (receiver). Transducer ini akan memancarkan gelombang yang selanjutnya memberikan indicator berupa suara. Alat ini juga dilengkapi dengan jam suara dan tongkat,” ajar Ir. Gunawan Siswoyo, guru pembimbing program Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMP Kr Petra kepada siswa SD yang berkunjung. (http://mcchoir.blogspot.com)






Teknologi Screen Reader – Membuka Jendela Dunia Maya Bagi Tunanetra

SCREEN READER




Perkembangan teknologi membuka jalan bagi tunanetra untuk mencari dan berbagi informasi di dunia maya dengan sebuah aplikasi yang disebut dengan Screen Reader. Screen Reader merupakan sebuah perangkat lunak yang mampu mengidentifikasi obyek yang tampil di layar kemudian mengubahnya ke dalam bentuk suara. Jadi, tunanetra dapat mengakses internet tidak dengan melihat apa yang ada di layar, tapi dengan mendengarkan suara yang dihasilkan Screen Reader.

Minggu, 20 November 2011

Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan

Internal :
  • gen (sifat pembawa keturunan),
  • kondisi psikis ibu,
  • kekurangan gizi,
  • keracunan obat.
Eksternal :
  • kecelakaan,
  • pengaruh alat bantu medis ( tang) saat melahirkan sehingga sistem persyarafannya rusak,
  • kurang gizi atau vitamin,
  • terkena racun,
  • panas badan yang terlalu tinggi,
  • serta peradangan mata karena penyakit, bakteri, atau virus.

Senin, 31 Oktober 2011

Perkembangan Motorik Bagi Anak Tuna Netra


Perkembangan perilaku motorik juga menuntut perilaku psikomotor(locomotion) yang bersifat universal yang harus dikuasai oleh individu pada masa bayi atau pada masa awal kanak-kanak, yaitu berjalan, dan memegang benda. Kedua keterampilan motorik ini menjadi dasar bagi keterampilan motorik yang lebih kompleks. Bagi anak tunanetra, penguasaan perilaku psikomotor dasar seperti berjalan dan memegang benda sudah merupakan masalah yang tidak mudah untuk dikuasai dan dilaksanakan dengan baik. 

1. Tahap sebelum berjalan
Anak tunanetra mengikuti pola perkembangan perilakumotorik yang sama dengan anak normal pada umumnya, hanya saja faktor kecepatannya yang berbeda sebagai akibat dari kurangnya rangsangan visual
a. Koordinasi tangan
Bayi tunanetra tidak mengetahui apa yangada di sekelilingnya sehingga mereka cenderung diam dan tidak responsif. Oleh karena itu, perludiciptakan suatu lingkungan yang mampu merangsang perkembangan geraknya. Hambatan dalam perkembangan koordinasi tangan akan berpengaruh pada berbagai aktivitas di kemudian hari seperti berjabat tanganyang lemah, kesulitan memegang benda serta kelambanan dalam latihan kesiapan membaca huruf Braille.
b. Koordinasi badan
Bayi tunanetra cenderung diam atau melakukan aktivitas yang kurang berarti yang
disebutblindism seperti menusuk mata dengan jari, mengangguk-anggukkan kepala, menggoyang-goyangkan kaki atau sejenisnya . Tanpa disadari kebiasaan ini terbawa sampai dewasa.
2. Tahap berjalan
Pada anak tunanetra dalam usia yang sama dengan anak lain kecil kemungkinannya dapat bergerak dengan gerakan yang sama dengan anak lain. Dia akan berjalan lebih pada usia yang lebih tua dari anak normal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya motivasi baik internal maupun eksternal untukmelangkahkan kakinya pada posisi berdiri untuk mengambil benda di sekitarnya.

Jumat, 09 September 2011

tuna netra

tuna netra yaitu individu yang mengalami gangguan atau hambatan dalam penglihatannya.
seorang tuna netra biasanya memiliki keahlian khusus, seperti keahlian untuk berjalan di tepi jalan.
Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan).
anak-anak tuna netra membaca dengan menggunakan tulisan braille.

LOUIS BRAILLE



Tulisan braille di ciptakan oleh louis braille,Pada umur 4 tahun, matanya tertusuk jarum di tempat kerja ayahnya, malangnya lagi mata yang satunya mengalami infeksi yang di sebabkan luka di mata yang lainnya.
saat louis mengalami kebutaan dia tertarik dengan simbol-simbol yang digunakan oleh tentara perang.
akhirnya simbol-simbol itu di buatnya menjadi 6 titik yang berbentuk huruf-huruf sederhana, sampai sekarang simbol-simbol itu di kenal dengan sebutan huruf braille dan di gunakan di seluruh dunia.
Pada 6 Januari tahun 1852, Braille meninggal dunia.

Sabtu, 27 Agustus 2011

Karakteristik Anak Tuna Netra



1. Fisik (Physical)
Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya. Perbedaan nyata diantara mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.
Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik diantaranya :
  • Mata juling
  • Sering berkedip
  • Menyipitkan mata
  • (kelopak) mata merah
  • Mata infeksi
  • Gerakan mata tak beraturan dan cepat
  • Mata selalu berair (mengeluarkan air mata)
  • Pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.
2. Perilaku (Behavior)
  1. Ada beberapa gejala tingkah laku yang tampak sebagai petunjuk dalam mengenal anak yang mengalami gangguan penglihatan secara dini :
  • Menggosok mata secara berlebihan.
  • Menutup atau melindungi mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan kepala ke depan.
  • Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan lain yang sangat memerlukan penggunaan mata.
  • Berkedip lebih banyak daripada biasanya atau lekas marah apabila mengerjakan suatu pekerjaan.
  • Membawa bukunya ke dekat mata.
  • Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh.
  • Menyipitkan mata atau mengkerutkan dahi.
  • Tidak tertarik perhatiannya pada objek penglihatan atau pada tugas-tugas yang memerlukan penglihatan seperti melihat gambar atau membaca.
  • Janggal dalam bermain yang memerlukan kerjasama tangan dan mata.
  • Menghindar dari tugas-tugas yang memerlukan penglihatan atau memerlukan penglihatan jarak jauh.
  1. Penjelasan lainnya berdasarkan adanya beberapa keluhan seperti :
  • Mata gatal, panas atau merasa ingin menggaruk karena gatal.
  • Banyak mengeluh tentang ketidakmampuan dalam melihat.
  • Merasa pusing atau sakit kepala.
  • Kabur atau penglihatan ganda.
3. Psikis
Secara psikis anak tunanetra dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Mental/intelektual
Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal/awas. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah, jadi ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan ada yang kurang pintar. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya.
b. Sosial
Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah hubungan dengan ibu, ayah, dan anggota keluarga lain yang ada di lingkungan keluarga. Kadang kala ada orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra, sehingga muncul ketegangan, gelisah di antara keluarga. Akibat dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian dengan timbulnya beberapa masalah antara lain:
  1. Curiga terhadap orang lain
  2. Perasaan mudah tersinggung
  3. Ketergantungan yang berlebihan
  1. Akademis
Karakteristik Anak Tunanetra dalam Aspek Akademis Tilman & Osborn (1969) menemukan beberapa perbedaan antara anak tunanetra dan anak awas.
  1. Anak tunanetra menyimpan pengalaman-pengalaman khusus seperti halnya anak awas, namun pengalaman-pengalaman tersebut kurang terintegrasikan.
  2. Anak tunanetra mendapatkan angka yang hampir sama dengan anak awas, dalam hal berhitung, informasi, dan kosakata, tetapi kurang baik dalam hal pemahaman (comprehention) dan persaman.
  3. Kosa kata anak tunanetra cenderung merupakan kata-kata yang definitif.
  4. 5. Low Vision
Beberapa ciri yang tampak pada anak low vision antara lain:
  1. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat.
  2. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.
  3. Mata tampak lain; terlihat putih di tengah mata (katarak) atau kornea (bagian bening di depan mata) terlihat berkabut.
  4. Terlihat tidak menatap lurus ke depan.
  5. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.
  6. Lebih sulit melihat pada malam hari daripada siang hari.
  7. Pernah menjalani operasi mata dan atau memakai kacamata yang sangat tebal tetapi masih tidak dapat melihat dengan jelas.

By :
Free Blog Templates